Selasa, 13 Januari 2009

KEGIATAN YANG AKAN SEGERA DILAKSANAKAN

Perkumpulan Santa Maria, dalam waktu dekat ini akan menyelenggarakan Kegiatan berupa "Seminar Budaya Tionghoa" yang akan dilaksanakan pada :

Hari / Tanggal : Minggu, 1 Februari 2009
jam : 08.30 wib - selesai
Tempat : new Griya Kanaan
Jl. Dr. Cipto 151 Semarang.
Pembicara : Romo Paulus Agung Wijayanto SJ
Tema : 100% Indonesia, 100% Tionghoa, 100% Katolik
Sub tema : Mengenal Kelahiran & Perkawinan dalam tradisi Tionghoa
Acara ditutup dengan Misa dengan nuansa Imlek
Yang dimeriahkan dengan musik khas Cina ( Yang Khim) yang berkolaborasi dengan Saint Voices.

Profil Pembicara :

Nama : Romo Paulus Agung Wijayanto Pr.
Lahir : Semarang, 1963
Masa kecil dilaluinya di Wedi, Klaten.

Pendidikan :
Setelah lulus dari Seminari Mertoyudan Magelang pada tahun
1983 - 1985 : Menjalani pendidikan rohani (novisiat) Serikat Jesus di Girisonta Ungaran
1989 : Menyelesaikan pendidikan Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara, Jakarta
1989 - 1990 : Menjalani Th Orientasi Pastoral sebagai Pamong dan Pendidik di Kolese Kanisius
Jakarta.
1990 - 1995 : Menjalani masa belajar Theologi di Loyola School Of Theology, The University Of
Ateneo de manila, Philippines.

Berkarya & Belajar

1995 : Di Tahbiskan menjadi IMAM
Langsung diutus untuk menlayani umat Paroki Mangga Besar, Jakarta, baik yang
berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa Mandarin.
1996 : Mendapat tugas belajar bahasa Mandarin secara intensif di Kao Hsiung, Taiwan
Sekembali dari Taiwan, tugas pelayanan di Paroki Mangga Besar dilanjutkan.
2002 : Mendapat tugas belajar di Teipei, Taiwan, untuk memperkuat bahasa Mandarin,
mempelajari kebudayaan dan agama Cina.
2005 : Menyelesaikan "Buddhist Studies" (Pelajaran mengenai tradisi Buddha) di Center
of Buddhist Studies, The University of Hongkong, Hong Kong.
Sep. 2005 : Dipercaya untuk menjadi Koordinator Umum Campus Ministry dan mengajar
agama-agama timur di Program Pasca-sarjana (S2) Ilmu Religi dan Budaya,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2007 - Feb'08 : Ditugaskan menjalani masa tersiat, pendidikan rohani, di Goa, India.

Mulai 3 Desember 2008 : Melayani umat Paroki Bongsari Semarang

Ajak teman, saudara-saudara, kenalan Anda untuk mengikuti acara Seminar ini, untuk dapat mengetahui lebih banyak tentang kebiasaan, tradisi, kebudayaan Tionghoa, yang mungkin kita masih sedikit sekali mengetahuinya.

Untuk mendapat ticketnya dapat dihubungi :
1. Perk. Santa Maria telp. 3544085
2. FX Susanto telp. 3514937
3. Radio KIS Telp. 8316712
4. Toko Buku Merbabu
5. Toko Gramedia
dan di sekretariat Paroki di Smg.

Senin, 12 Januari 2009



Misa Natal Lansia +

Perkumpulan Santa Maria Paroki Mater-Dei Lampersari Semarang pada tanggal 25 Desember 2008 mengadakan perayaan Ekaristi di Gereja Mater Dei.
Ini merupakan kali pertama Gereja Mater Dei menyelenggarakan Perayaan Ekaristi pada tanggal 25 Desember ssore hari, sesuai program paroki memang tidak melaksanakan perayaan Ekaristi pada sore hari tepat pada tanggal 25 Desember. Kesempatan yang baik ini dimanfaatkan oleh Perkumpulan Santa Maria Paroki Mater Dei untuk menyelenggarakan Misa Natal lansia yang tentunya telah mendapat restu serta support dari Romo Ignatius Suharyono Pr., selaku Romo kepala paroki Mater-Dei.
Mendapat dukungan dari Romo kepala Paroki, maka anggota Perkumpulan Santa Maria yang berdomisili di Paroki Mater Dei bergerak membentuk kepanitian untuk menyusun acara kegiatan Misa Natal Lansia. Memang tidak seperti biasa hanya Misa Natal yang diperuntukkan bagi lansia seperti yang diselenggarakan oleh banyak paroki di kota Semarang pada tanggal 25 Desember sore hari. Misa yang diselenggarakan di Mater Dei kali ini dapat dibilang Misa Natal Lansia + ( baca plus ). Arti plus di sini yang kami masuk adalah di tengah-tengah perayaan Ekaristi juga diberikan Sakramen Minyak Suci.
Memang sampai saat ini masing asing ditelinga kita mendengar Sakramen Minya Suci diberikan pada orang-orang yang masih sehat walafiat.

Perayaan Ekaristi tepat di mulai pk 17.00 diawali dengan lagu pembukaan yang dimeriahkan bersama Vokal Group Saint Voices, yang selalu setia menemani setiap perkumpulan Santa Maria menyelenggarakan kegiatan, karena tak lain Vokal group inipun adalah bagian dari Perkumpulan Santa Maria, suasana makin meriah dengan banyaknya peserta dalam mengikuti kegiatan ini tidak hanya lansia saja yang hadir. Perayaan ini terasa lebih megah karena dipersembahkan oleh dua pria ( romo ) yaitu Romo Ignatius Suharyono Pr didampingi oleh Romo Antonius Suparyono Pr. Dalam kesempatan ini Romo Par diberi waktu untuk menyampaikan homilinya, dalam khotbahnya Romo Par menjelaskan bahwa acara Misa untuk lansia ini sangat tepat sekali dilaksanakan pada hari Natal yang bahagaia ini apalagi pada kesempatan ini diberikan Sakramen Minyak Suci. Dijelaskn bahwa tidak ada larangan untuk menerima Sakramen Minyak Suci walaupun kita tidak dalam kondisi sakit berat, malah dianjurkan, seandainya kita sakit flu ataupun sakit pertu biasa, bisa langsung mohon untuk mendapatkan Sakramen Minyak Suci, tetapi ada syaratnya yaitu jika Romonya lego ( ada waktu/ tidak sibuk ). Sebab banyak orang beranggapan bahwa jika orang sudah menerima Sakramen Minyak Suci pasti sudah meh ( meh apa ? tanya romo Par )
menurut Romo Par di dalam Sakramen Minyak Suci itu ada 2 manfaat yaitu :
1. Mendapat Pengampunan atas dosa-dosa kita
2. mendapat manfaat Penyembuhan.
Memang sangat tepat romo Par didaulat untuk menyampaikan homilinya pada kesempatan ini, Romo Par dalam kothbahnya sekaligus menyampaikan pengalaman-pengalamannya yang telah dialaminya terutama dalam kejadian yang menimpa dirinya belum lama ini ( Sharing ), Romo Par menyarankan kepada umat yang hadir yang kebanyakan telah manula agar menyadari bahwa dirinya sudah tua jangan menganggap dirinya muda terus. Jika kita menyadari bahwa diri kita sudah tua, maka bisa memperlakukan organ-organ tubuh kita yang juga sudah tua mengikuti umur kita untuk dijaga lebih baik lagi.
Misalnya waktu muda setiap harinya menghabiskan 2 (dua) bungkus rokok, maka sekarang harus sudah banyak dikurangi atau bahkan ditinggalkan sama sekali.
Sesudah mendapat penyegaran, maka tiba saatnya penerimaan Sakramen Minyak Suci, seluruh umat maju satu persatu secara teratur. Dengan banyak orang tahu bahwa Sakramen Minyak Suci bisa diterima disaat kita sehat, diharapkan orang tidak akan takut jika Sakramen Minyak Suci diberikan kepada kita. Terutama bagi orang-orang yang dalam keadaan sakit keras tidak lagi beranggapan bahwa Sakramen Minyak Suci adalah jalan menuju ke-kematian, juga ada timbul kesan bahwa romonya sebagai pencabut nyawa.
Guna mempopulerkan penerimaan Sakramen Minyak Suci bagi umat Katolik, perkumpulan Santa Maria telah kali kedua mengadakan perayaan Ekaristi dengan penerimaan Sakramen Minyak Suci.
Setelah akhir Misa saya bertemu seorang teman masih diteras gereja, dia berujar bahwa dia baru sadar bahwa dirinya telah tua setelah mendengarkan uraian dalam kothbah romo tadi, yang selama ini rasanya dia masih kuat dalam segala hal.
Semoga uraian ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Tuhan memberkati