Rabu, 30 Mei 2018

SARASEHAN KESEHATAN

SAAT DUNIA BERPUTAR

Apa itu dunia berputar ?
Bagi yang belum pernah merasakan memang benar tidak bisa berkomentar apapun namun
bagi yang sudah merasakan memang benar mereka akan bisa bercerita banyak, akan kesulitan yang dihadapinya, semuanya terasa sedang berputar itu memang benar. Sangat mengganggu aktivitas sehari-hari bagi si penderita.
Perkumpulan Santa Maria bekerjasama dengan Komsekat KAS Kevikepan Semarang akan  menyelenggarakan kegiatan yang berbentuk Sarasehan Kesehatan
Yang akan dilaksanakan pada :
# Hari / Tanggal : Minggu, 15 Juli 2018
# Jam           : 09.00 -  13.00 
# Tempat        : Aula Yustinus , KPP KAS Lt 3
                  Jalan Imam Bonjol no 172  Semarang
# Nara Sumber   : Dr. Lia Angelin Adriana Sp S.   
                     ( Spesialis Saraf  )
# Judul         :  " Mengenal VERTIGO dan penanganannya "

Mengingat Tempat terbatas, oleh sebab itu segera daftarkan diri Anda jangan menunda jika Anda ingin tahu dan kiat-kiat yang diberikan dapat menjadikan Anda tidak terulang mengalami 'dunia berputar'

 Dr Lia sebagai nara sumber akan menjelaskan mengapa seseorang bisa mengalami Vertigo dan juga kiat-kiat yang disampaikan agar Vertigo tidak menghampiri kita lagi atau istilahnya tidak bakal kambuh lagi.
Ikuti pertemuan ini dari awal hingga akhir, ajak saudara, kerabat dan kenalan Anda, karena kami tidak bisa komentar banyak disini

Sampai bertemu diacara tersebut yang pasti akan bermanfaat.

Tuhan memberkati kita semua

Senin, 28 Mei 2018

ZIARAH KE GOA MARIA - PUHSARANG KEDIRI

Hari yang telah dijadwalkan tiba, 28 April pagi para peserta sudah mulai berdatangan di tempat berkumpul yaitu di jalan Citarum Tengah, juga dua armada bis juga sudah tiba, sebagian panitia mempersiapkan segala sesuatunya baik pengaturan tempat duduk peserta dan juga persiapan makan pagi. Dua bis terisi penuh dengan peserta namun peserta tidak semua berkumpul di Semarang ada yang menunggu di Ungaran, Girisonta dan Salatiga.
Panitia sedang mendata peserta untuk duduk pada tempatnya
Setelah semua dirasa sudah lengkap perjalanan segera di mulai, dari jalan Citarum jarum jam menunjukan pk. 06.10 menit berarti 10 menit terlambat.
Sudah menjadi kebiasaan bahwa sebelum berangkat selalu kita awali dengan doa untuk mohon perlindungan agar kegiatan ini yang bertujuan untuk berdevosi kepada Bunda Maria dapat berjalan dengan aman dan lancar dari berangkat pertengahan dan akhirnya kembali lagi kerumah masing-masing dengan memperoleh berkah yang melimpah.
Walaupun bis penuh terisi para peserta namun suasana di dalam bis cukup nyaman dan suhu udara yang keluar dari AC bis juga tidak terlalu dingin, setelah singgah di Ungaran, Girisonta dan terakhir Salatiga belum ada peserta yang minta mampir di pom bensin untuk ke toilet.
Kurang lebih pk 11.00 siang rombongan sudah tiba di RM Duta Ngawi untuk istirahat makan siang, ada beberapa peserta yang masih merasa kenyang, padahal jatah sarapan pagi berupa nasi langgi dan 3 macam snack sudah di bagi pada pagi waktu berangkat. Karena perutnya tidak muat untuk ditambah menu makan siang maka mereka menyiasati untuk dibungkus dibawa dalam perjalanan menuju Puh Sarang.
Singkat cerita tak terasa sekitar pk. 14.30 rombongan  tiba di tempat di
Rombongan tiba di Griya Werdiningsih
mana rombongan akan beristirahat dan melaksanakan rekoleksi yaitu di Wisma Werdiningsih.
Dengan sigap panitia mengatur pembagian kamar-kamar yang nantinya untuk beristirahat atau tidur dan peserta yang sudah selesai dapat memanfaatkan acar bebas sebelum pk 18.00 acara pertama akan dimulai.
Dalam kurun waktu di acara bebas, ada yang digunakan untuk rebahan , untuk mandi, ada juga yang langsung menuju Goa Maria untuk berdoa, dimana letak Goa Maria tidak begitu jauh dari tempat rombongan bermalam. Ada salah satu kamar peserta yang kamar mandi dalamnya tak teraliri air, sehingga cukup merepotkan dan petugas wisma juga telah berusaha untuk mencari penyebabnya namun juga tidak segera dapat terselesaikan. Terpaksa beberapa peserta mesti mandi di kamar mandi yang ada diluar dari kamarnya. ya tak ada gading yang tak retak.

Sesuai kesepakatan bahwa peserta pk 18.00 harus sudah berkumpul di aula untuk acara rekoleksi yang berjudul " Mengenali Tangan Tuhan bekerja dalam diriku " yang dibawakan oleh Romo Vincent Wathun OMI. Walaupun romo Vincent berhalangan hadir karena ada pertemuan yang tak dapat diwakilkan, pertemuan tetap berjalan dengan lancar, baik dan sangat mengesankan bagi para peserta.
Materi telah dipersiapkan oleh romo Vincent dan panitia yang mewakili untuk menyampaikan.
Suasana rekoleksi sambil lesehan

Dalam materi rekoleksi tersebut ada pertanyaan :
" Pernahkah Anda berjumpa dengan Yesus yang bangkit ?"
Kalau para pembaca tulisan ini diminta untuk menjawab , Apa jawab Anda ?
Tentu Anda juga menjawab belum bukan ?
Demikian juga para peserta semua menjawab ' belum '
Tuhan telah berjanji akan menemani kita sampai akhir zaman, bentuk nyatanya dalam kehidupan sehari-hari Tangan Tuhan telah bekerja dalam diri kita masing-masing antara lain :
# Dorongan membantu orang yang susah
# Membantu sesama
# Sabar terhadap musuh kita
# Mengampuni musuh kita
# Mendampingi orang sakit
# Teman yang memperingatkan kalau kita salah
# Rekan yang menghibur kita
# Orang lain yang menolong kita
# Rejeki dan kesempatan yang kita terima tiap hari
# dan seterusnya..........

Sebelum makalah diselesaikan diselingi dengan sharing para peserta, yang telah merasakan Tangan Tuhan bekerja dalam menghadapi berbagai dilema kehidupan.
Seru, dirasakan acara tambah semarak karena banyak peserta yang menyampaikan berbagai pengalamannya beriman. Ada seorang bapak yang menceritakan bahwa istrinya yang telah meninggal beberapa saat ternyata hidup lagi ( sampai saat ini , waktu bercerita istrinya juga ada bersamanya ), bapak itu menyatakan bahwa ini adalah Tangan Tuhan ikut bekerja dalam kehidupannya dan masih ada banyak pernyataan dari peserta yang lain sampai acara rekoleksi diakhiri menjelang makan malam sekitar 19.40. 
Nasi pecel dengan tahu, tempe dan tak lupa krupuk
Acara berikutnya adalah makan malam, dengan hidangan nasi pecel, sungguh nikmat di santap bersama, menunya sangat sederhana tapi cukup memuaskan para peserta.

Setelah selesai makan panitia mulai mempersiapkan acara berikutnya yaitu jalan salib di malam hari, stasi / perhentiannya dilambangkan bukan seperti pada umumnya untuk jalan salib berupa gambar namun merupakan patung utuh dengan ukuran lebih besar dari seukuran manusia pada umumnya.
                                                                                                                                         Dari perhentian
Perjalanan "Jalan Salib" dari satu stasi ke stasi yang lain
pertama sampai terakhir ada 15 (lima belas) perhentian  yang jaraknya antar perhentian kurang lebih antara 100 - 150 m. Dalam perjalanan mengikuti jalan salib tersebut dikarenakan kurangnya penerangan jalan maka peserta telah diinformasikan untuk membawa penerangan sendiri seperti senter dan lain sebagainya yang diharapkan mampu menerangi dalam kegelapan malam dan benar terasa khusuk kita berdoa dimalam hari yang sunyi dan suasana dengan penerangan yang dibawa oleh peserta masing-masing. Yang memimpin doa ditiap stasi dibuat bergantian jadi dalam hal ini dilibatkan 15 peserta yang bergantian memimpin doa dari stasi ke stasi berikutnya, Perjalanan dari stasi ke stasi diisi dengan  doa Salam Maria yang di ulang-ulang hal ini sangat menyentuh hati apalagi di barengi dengan
Ini Stasi berbentuk Patung utuh
suara serangga atau semacam jangkrik yang bersaut-sautan.
Akhir dari doa jalan salib peserta di persilahkan untuk berdoa secara pribadi di depan Goa Maria. Dan setelah selesai mereka menuju ketempat peristirahatan untuk merebahkan diri untuk menjaga kondisi agar besok tetap prima dalam meneruskan perziarahan ini.

Esok hari,
Sekitar pk 4 subuh peserta sudah banyak yang bangun untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti Misa yang akan dipimpin oleh Rm. Vincent Wathun OMI yang telah sampai di penginapan sekitar pk 3.30 pagi dimana Romo Vincent berangkat dari Semarang  Sabtu malam sekitar pk 21.00. Kami mengadakan misa di gereja di dekat Goa Maria, gerejanya terbuka dan cukup antik dan indah. 
Saat Misa berlangsung pada Minggu pagi
Misa dimulai pk 06.00 dan pada waktu homili diberi kesempatan untuk bertanya apa yang kurang dimengerti pada waktu pemaparan materi yang telah dipersiapkan romo tetapi tidak bisa romo bawakan dan diwakilkan oleh panitia, ternyata tidak ada yang bertanya berarti pepaparan kemarin sudah dapat dimengerti oleh para peserta. Hanya ada satu peserta yang menanggapi kesempatan yang diberikan oleh romo, tetapi bukan bertanya melainkan membenarkan materi apa yang telah dibuat oleh romo.
Setelah misa rampung para peserta telah dihadapkan dengan hidangan yang sangat cocok untuk di pagi hari yaitu nasi soto didampingi dengan tempe dan berkedel juga krupuk. Setelah kenyang persiapan meninggalkan tempat penginapan menuju pusat oleh-oleh khas Kediri.

Bis beserta rombongan sekitar pk 9 pagi meninggalkan kompleks Goa Maria Puh Sarang menuju ke jalan Yos Sudarso Kediri untuk mencari apa-apa yang bisa kita bawa untuk buah tangan, oleh-oleh khas Kediri adalah Tahu Kediri, semua peserta turun dari bis menyerbu ke toko-toko oleh-oleh yang ada disekitar jalan tersebut karena dibatasi waktu mengingat masih ada satu tempat lagi yang akan kita tuju yaitu tempat rekreasi Kampoeng Anggrek yang mempunyai jarak antara tempat oleh2 ke tempat wisat tersebut kurang lebih 1,5 - 2 jam perjalanan. Kampoeng Anggrek letaknya dilereng gunung Kelud.
Para peserta yang telah selesai belanja langsung naik bis dan setelah lengkap semua masuk dalam bis perjalanan dilanjutkan menuju Kampoeng Anggrek.
Ternyata tidak terlalu lama akhirnya
Salah satu ruangan di Kampoeng Anggrek Kediri
tiba di tempat wisata Kampoeng Anggrek, di sini memang tempat pembudidayaan Anggrek, banyak macam tanaman Anggrek ada disini dan boleh dibeli untuk dibawa pulang, juga ada tanaman lain selain Anggrek, ada tempat bermain untuk anak-anak. Juga cocok untuk selfi.
sebagian peserta berpose di Kampoen Anggrek- Kediri

Jarum jam telah menunjukan pk 12.00 kami bersiap untuk bergegas kembali ke Semarang mengingat perjalanan yang panjang antara Kediri - Semarang, dengan harapan agar jangan sampai kemalaman tiba di Semarang mengingat peserta kebanyakan perempuan dan rata-rata sudah berumur.
Masih di lereng gunung Kelud dalam perjalanan pulang disepanjang jalan banyak orang berdagang buah Nanas, peserta banyak yang ingin mampir untuk membeli mengingat harganya sangat murah sesuai yang ditulis karton-karton  Rp. 5.000,-- 4 buah, tergiur reklame tersebut akhirnya kami berhenti. Ternyata setelah ada yang membeli, memang benar harganya sangat murah tapi buahnya kecil-kecil tapi rasanya manis. Peserta banyak yang memborong akibatnya bekasi bis penuh dengan buah Nanas. ( Lumayan semua peserta puas )

Setelah puas berbelanja buah perjalanan pulang dilanjutkan, semua sudah kelihatan capai dan sambil menunggu bis tiba di kota Semarang, namun perjalanan tak kunjung sampai dan hari sudah mulai petang maka rombongan berhenti di sekitar Sragen untuk makan malam, sambil beristirahat menikmati makanan ala kadarnya, ada yang menikmati bakso panas, nasi rames dll.
Sudah merasa kenyang dan segar kembali para peserta kembali ke bis dan perjalanan pulang diteruskan dan rombongan sampai ke Semarang sekitar pk. 10 malam.
Tuhan Yesus berserta bunda Maria telah melindungi kami dalam perjalanan ziarah ini dari awal hingga akhir, tanpa ada halangan apapun juga semua berjalan lancar dan menyenangkan.
Demikian oleh-oleh dari Puh Sarang Kediri, sampai bertemua dilain kesempatan.